Kamis, 25 September 2014

Menggapai Atap Pulau Jawa, Gunung Semeru, Puncak Mahameru 3.676 Mdpl

Pada tanggal 17 September 2014 pukul 16.20 Wib, Kereta Api Bima dari Stasiun Gambir membawaku menyusuri ibukota Jakarta menuju Kota Malang. Ini adalah awal dari perjalananku menuju Puncak Mahameru, Puncak dari Gunung Semeru yang masyhur dan agung. Titik tertinggi dari pulau Jawa, 3676 Mdpl, terletak di Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) yang terdiri dari empat wilayah administratif yaitu Kabupaten Malang, Kabupaten Pasuruan Kabupaten Probolinggo dan Kabupaten Lumajang, Provinsi Jawa Timur. Setelah semalam suntuk di atas kereta api, sampailah aq di Stasiun Kota Malang pada tanggal 18 September 2014 pukul 08.10 Wib. Sesuai dengan perjanjian rombongan yang akan berangkat bersama menuju ke Semeru, kami sepakat berkumpul di depan ATM BNI di depan stasiun Kota Malang.


Setelah semua berkumpul, kami pun naik angkot ke Pasar Tumpang, ke arah timur Kota Malang, berjarak sekitar 30 Km. Di Pasar Tumpang terdapat Pos Perhutani yang merupakan pos untuk registrasi pendakian gunung Semeru. Di Pasar Tumpang kami pun mengecek segala kekurangan bahan-bahan logistic dan segera membelinya jika ada kekurangan. Dari Pos ini kami pun naik Jeep yang telah di “booking” sebelumnya menuju Desa Ranu Pani, di Kabupaten Lumajang.


Kami pun sampai di desa Ranu Pani (2.200 Mdpl)  pada pukul 13.00 Wib. Segera kami santap siang di warung makan Bagus, dan pada pukul 15.00 Wib kami pun sudah sampai di gerbang pendakian gunung Semeru. Bismillah…


Dari gerbang pendakian menuju pos I, kami melewati Landengan Dowo (2.300 Mdpl). Jalur pendakian pada jalur ini relatif landai dan menanjak. Pada pukul 16.30 aq pun sampai di Pos I, dan waktu tempuhnya adalah 1,5 jam. 


Setelah beristirahat sejenak, aq pun melanjutkan perjalanan ke Pos II dan sampai disana pada Pukul 17.15 Wib. Waktu tempuh adalah 45 menit. Jalur pendakian dari Pos I ke Pos II adalah naik turun. Bahkan kebanyakan turun tapi masi relatif landai. 


Setelah istirahat sejenak, aq pun melanjutkan kembali perjalanan, dan sampai di Watu Rejeng pada pukul 17.30 Wib. Dan melanjutkan perjalanan melewati jembatan dan sampai di Pos III pada pukul 18.00 Wib dengan suasana hari sudah gelap.


Jalur pendakian dari Pos III menuju Pos IV sedikit mengalami ujian. Karena persis setelah Pos III, kami melalui tanjakan yang amat curam, sekitar sepanjang 200 meter. Dan pada pukul 19.00 Wib kami pun sampai di Pos IV (2.500 Mdpl). Sebenarnya dari Pos IV Ranu Kumbolo (2.400 Mdpl) sudah terlihat dengan indah, tapi berhubung hari sudah malam, maka pemandangan Ranu Kumbolo yang indah tidak tampak.


Dari pos IV jalur pun mulai menurun hingga tiba di tenda yang telah terlebih dahulu didirikan oleh teman-teman yang lebih dahulu sampai, dan kami pun tiba disana pada pukul 19.30 Wib. Dan istirahat malam. ZZzzzzzzz…..


Pagi pun menjelang, namun pada tanggal 19 September 2014 pukul 04.00 Wib aq sudah bangun oleh dinginnya suhu Ranu Kumbolo yang mungkin mencapai minus derajat.


Sayangnya pagi itu langit agak berkabut sehingga penampakan matahari terbit diantara dua bukit di Ranu Kumbolo belum terlihat. 


Setelah bersiap-siap (10.00 Wib), maka kami pun melanjutkan perjalanan, yaitu melewati tanjakan cinta yang cukup sulit ditaklukkan karena lumayan panjang dan curam.



Dari Tanjakan Cinta, kami pun menuruni jalur menuju padang savanna Oro-Oro Ombo yang cantik (panjangnya 2 Km). Dan diujung batas vegetasi Oro-Oro Ombo terdapat rimbunan pepohonan yang dinamakan Cemoro Kandang (2.500 Mdpl) dan sampai pada pukul 11.00 Wib. Kami pun melepas peluh dan penat disini. Kebetulan ada penduduk suku tengger yang menjual semangka.



Dari Cemoro Kandang, kami pun melanjutkan perjalanan ke Jambangan (2.600 Mdpl) dan sampai disana pada pukul 13.30 Wib. Waktu tempuh adalah 1,5 jam. Di jambangan terdapat hamparan bunga edelweiss, bunganya agak sedikit kekuningan.


Kemudian aq pun melanjutkan perjalanan ke Kalimati (2.700 mdpl) dan sampai disana pada pukul 14.00 Wib. Dan sesampai di Kalimati, aq pun tertidur di tenda. Di Kalimati terdapat sumber air yang dinamakan Sumber Mani, berjarak 40 menit perjalanan dari Kalimati.

Pada pukul 23.00 kami pun sudah bersiap-siap untuk melanjutkan perjalanan ke Puncak. Setelah briefing sejenak, kami pun melanjutkan perjalanan menuju Khelik. Karena jalur Arcopodo (2.900 Mdpl) sudah longsor, maka kami melalui rute yang baru. Pada tanggal 20 September 2014 pukul 00.30 wib aq pun sampai di Arcopodo dan 00.45 Wib sampai di Khelik. Pada pukul 01.30 aq pun sampai di batas vegetasi dengan pasir yang dinamakan Cemoro Tunggal.
Jarak tempuh dari Cemoro Tunggal menuju Puncak Mahameru memang hanya 1,5 Km, tapi kekuatan fisik, stamina, teknik pendakian dan pengalamanan akan menentukan seseorang akan sampai disana. Aq sendiri bisa mencapai Puncak Mahameru pada pukul 06.40 Wib, waktu tempuh 5,5 jam. Ada yang sanggup mendaki sampai ke Puncak hanya dengan waktu tempuh 2 jam saja, :D , namun banyak juga yang tidak mampu menuju Puncak karena kehabisan air minum atau tidak kuat mendaki.


Aq pun turun dari Puncak pada pukul 08.30 Wib. Dan sampai di Khelik pada pukul 09.15 wib, hanya 45 menit turunnya, :D :D :D


Sesampai di Khelik aq dan beberapa teman istirahat sejenak dan kembali ke Kalimati, lalu bergegas menuju Ranu Kumbolo yang indah,. Kami pun ngecamp satu malam lagi di Ranu Kumbolo. Pada tanggal 21 September 2014, pukul 04.00 Wib, aq pun sudah terbangun. Awan keberuntungan menyelimuti kami. Malam itu sangat cerah. Aq pun harus menunjukkan mahakarya foto ku bagi para pembaca blog ini, yang akan membuat kalian akan ingin mengalami hal yang sama dengan ku. Mulai dari malam yang indah dan penampakan matahari terbit yang luar biasa.


Pada pukul 09.00, kami pun mulai bergegas kembali ke Desa Ranu Pani, dan sampai disana pada pukul 12.00 Wib. Kemudian pada pukul 13.00 Wib kembali ke Tumpang dan pukul 15.00 sampai kembali di Stasiun Kota Malang. Alhamdulillahirobbillalamin…


Puji Syukur Kepada Allah SWT, Thanks to : My Parent, My Brother n Sister n Familiy, My Lovely Eka Rizkina Rambe, Thanks to : Team wisatagunung.com yaitu Andreas, Widi, Dimas, Ari, dan semua rombongan Team  menggapai Keagungan Puncak Semeru Jilid III, Taufik, Jimmy, Boim, Bastian, Faishal (Malaysia), dan lain-lain.

N/B:
  1. Rincian biaya: logistic makanan tergantung banyaknya hari, bisa 3 hari 2 malam ataw 4 hari 3 malam. Untuk makan, kalikan saja Rp 20.000 x 3 x 4 hari = Rp 240.000, biaya porter kalau ada, Rp. 150.000 x 4 hari/per porter, sewa alat, tergantung harga sewa ataw bawa alat sendiri, tiket masuk = Rp 37.500 pada hari biasa dan Rp 67.500 pada hari libur, angkot Malang – Tumpang = Rp 5.000/orang, Jeep Tumpang – Gubuk Klakah = Rp 50.000, dengan catatan meeting point adalah Stasiun Kota Malang. Adapun biaya transportasi menuju Stasiun Malang diserahkan pada kondisi masing-masing.
  2. Sebaiknya menyiapkan air minum menuju ke Puncak Semeru sejak dari Pasar Tumpang, karena sumber air di jalur pendakian semeru tidak banyak. Minimal 6 botol air mineral @600 ml.
  3. Harus memakai sepatu yang kokoh dan nyaman, karena pasir menuju puncak semeru akan membuat sepatu cepat rusak dan aus.
  4. Hati-hati di Khelik, selain angker, ada persimpangan yang namanya BLINK 75, yang artinya jurang sedalam 75 meter. Sudah banyak korban.
  5. Hati-hati akan runtuhan batu yang dari ukuran kecil maupun sangat besar yang bisa saja sewaktu-waktu runtuh dari atas ketika mendaki pasir menuju Puncak Mahameru, sehingga harus tetap terjaga dan mawas.
  6. Harus dalam kondisi prima, hal ini dibuktikan dengan Surat Keterangan Dokter, jangan sepele dengan hal ini, karena suhu di jalur pendakian semeru, khususnya Ranu Kumbolo, Cemoro Kandang, Kalimati dan Puncak Mahameru bisa mencapai minus 20 derajat celcius.