Selasa, 06 Agustus 2013

Pendakian Gunung Lawu


Atas penawaran dari seorang teman yang rumahnya di Magetan, pada tanggal 02-06-2012 saya berkesempatan menjejakkan kaki di Kota Solo, dengan tujuan terakhir Gunung Lawu. Gunung yang pling dikeramatkan oleh kasunanan Surakarta. Awalnya, saya hanya berdua dengan teman saya. Dan pada akhirnya di Stasiun Jebres, kami bertemu dengan dua teman lagi dari Bekasi, yang bertujuan sama, yaitu mendaki Gunung Lawu.




Setelah sarapan pagi warung sop ayam, kami pun bergegas menuju Tawangmangu, Kab. Karanganyar dengan menggunakan bus yang bisa dinaiki dari terminal solo, jarak tempuh yang kami lalui adalah 2 jam perjalanan.

Begitu sampai di Tawangmangu, kami pun membeli perbekalan untuk persiapan mendaki, karena disana merupakan Terminal sekaligus Pasar Tradisional. Dan dari Tawangmangu kami melanjutkan perjalanan yang menanjak dan berjurang dengan menggunakan Elf selama 1 jam perjalanan menuju Cemoro Sewu, Pos Pendakian yang berada di Kab. Magetan, Jawa Timur. Gunung Lawu punya dua akses, yang satu lagi bernama Cemoro Kandang, yang terletak di Kab. Karanganyar, Jawa Tengah merupakan sebuah kawasan yang berada di ketinggian 1800-an Mdpl.



                                *pos cemoro sewu

Setelah bertemu dengan rombongan teman saya dari Magetan, kami pun melakukan registrasi di Pos Cemoro Sewu. Dan kami pun mulai mendaki pada pukul 15.00 WIB. Kabut tipis mulai menyapa kami di sepanjang perjalanan menuju Pos I. Selama perjalanan, rute yang ditempuh masi relatif landai. Sesekali kami masih menjumpai warga yang pulang dari ladang.






Setelah melewati Pos I, kami pun melanjutkan perjalanan, dan treknya pun berubah menjadi tangga yang lumayan tersusun rapi. Hingga kami sampai di Pos II. Disini terdapat sebuah sumur yang bisa dipakai untuk keperluan mengisi ulang persediaan air.


Kami pun melanjutkan perjalanan menuju ke Pos III. Sepanjang perjalanan kami menjumpai banyak batu-batuan yang sangat besar sehingga menarik mnat kami untuk mengabadikan beberapa moment yang mungkin menjadi kenangan indah.



Sesampai di Pos III hari mulai gelap, setelah rehat sejenak langsung tancap gas ke Pos IV. Dari Pos IV akan banyak terdapat persimpangan yang konon katanya banyak memakan korban HEK (Hilang Entah Kemana). Jadi harus berhati-hati melewati rute ini. Dan sekitar jam 20.00 WIB kami pun sampai di Sumur Sendang Drajat. Bagi warga di sekitar Gunung Lawu, Sumur ini merupakan keramat yang dipercaya bisa membuat awet muda.


Dari sumur Sendang Drajat kami melakukan perjalanan lagi menuju tempat mbok Iyem. Beliau bersama suaminya merupakan juru kunci Gunung Lawu. Beliau tinggal di lembah diantara tiga puncak Lawu. Beliau punya rumah sekaligus warung makanan di puncak. Beliau menyediakan tempat khusus bagi pendaki yang memilih tidak mendirikan tenda. Setelah makan malam dari masakan mbok Iyem, kami pun ambil posisi untuk istirahat untuk besoknya mengadakan summit attack.


Pada pukul 04.00 WIB kami pun mulai terbangun dan Alhamdulillah luar biasa cuaca sangat cerah dengan langit bertaburan bintang. Sayang pada waktu itu, saya belum punya kamera yang mumpuni untuk mengabadikannya. Dinginnya suhu membuat saya menggigil, namun rasa bahagia mengalahkankan semuanya. Dan akhirnya momen yang ditunggu-tunggu pun tiba, secercah cahaya sang Mentari di ufuk timur menambah rasa kekaguman dan syukur ku kepada Allah SWT bahwa ciptaan –Nya memang tiada taranya. Awan yang bergelombang bak lautan dan kami menyebutnya negeri diatas awan. Berikut moment-moment yang mungkin akan menarik jiwa petualang anda kesini. :)



Selang beberapa waktu kami pun melanjutkan perjalanan ke Puncak sekitar 30 menit. Lawu memiliki 3 puncak yaitu Hargo Dumilah, Hargo Dalam, dan Hargo Dumiling. Dan Puncak tertinggi Lawu terdapat di Hargo Dumilah dengan ketinggian 3265 meter dpl. Dari sini tampak rangkaian gunung kembar Merapi-Merbabu dan Sindoro-Sumbing, Serta Gunung Arjuna-Welirang, namun sayang, Semeru tidak terlihat dikarenakan aktivitas gunung Bromo yang meningkat





  .
Setelah puas di puncak, kami pun turun kembali ke warung mbok Iyem untuk sarapan pagi. Setelah sarapan pagi saya diajak teman, namanya mbak disa, untuk menikmati suasana disekeliling puncak. Disana terdapat hamparan edelweiss, rumah botol, tempat ukir kayu hutan dan tempat pemujaan di Hargo Dalem.






   


Setelah berpose bersama, kami pun turun melalui jalur Cemoro Kandang. Jalurnya condong landai, panjang dan berkelok-kelok dan terdiri dari Pos V s.d. Pos I layaknya jalur pendakian gunung pada umumnya. Tidak seperti jalur Cemoro Sewu yang terdiri dari tangga curam yang tersusun rapi. Dan kahirnya sampai di Cemoro Kandang. :)











Nice Trip (03-06-2012), Alhamdulillah.... Thanks to Mas Bro Dedi Agus, Arga Hadinata, Widodo, Mbak Sist Disa, dll



Tidak ada komentar:

Posting Komentar