Atas penawaran dari seorang teman yang rumahnya di Magetan, pada tanggal 02-06-2012 saya berkesempatan menjejakkan kaki di Kota Solo, dengan tujuan terakhir Gunung Lawu. Gunung yang pling dikeramatkan oleh kasunanan Surakarta. Awalnya, saya hanya berdua dengan teman saya. Dan pada akhirnya di Stasiun Jebres, kami bertemu dengan dua teman lagi dari Bekasi, yang bertujuan sama, yaitu mendaki Gunung Lawu.
Setelah sarapan pagi warung sop ayam, kami pun bergegas menuju Tawangmangu, Kab. Karanganyar dengan menggunakan bus yang bisa dinaiki dari terminal solo, jarak tempuh yang kami lalui adalah 2 jam perjalanan.
Begitu sampai di Tawangmangu, kami pun membeli perbekalan untuk persiapan mendaki, karena disana merupakan Terminal sekaligus Pasar Tradisional. Dan dari Tawangmangu kami melanjutkan perjalanan yang menanjak dan berjurang dengan menggunakan Elf selama 1 jam perjalanan menuju Cemoro Sewu, Pos Pendakian yang berada di Kab. Magetan, Jawa Timur. Gunung Lawu punya dua akses, yang satu lagi bernama Cemoro Kandang, yang terletak di Kab. Karanganyar, Jawa Tengah merupakan sebuah kawasan yang berada di ketinggian 1800-an Mdpl.
*pos cemoro sewu
Setelah bertemu dengan rombongan teman saya dari Magetan, kami pun melakukan registrasi di Pos Cemoro Sewu. Dan kami pun mulai mendaki pada pukul 15.00 WIB. Kabut tipis mulai menyapa kami di sepanjang perjalanan menuju Pos I. Selama perjalanan, rute yang ditempuh masi relatif landai. Sesekali kami masih menjumpai warga yang pulang dari ladang.
Setelah melewati Pos I, kami pun melanjutkan perjalanan, dan treknya pun berubah menjadi tangga yang lumayan tersusun rapi. Hingga kami sampai di Pos II. Disini terdapat sebuah sumur yang bisa dipakai untuk keperluan mengisi ulang persediaan air.
Kami pun melanjutkan perjalanan menuju ke Pos III. Sepanjang perjalanan kami menjumpai banyak batu-batuan yang sangat besar sehingga menarik mnat kami untuk mengabadikan beberapa moment yang mungkin menjadi kenangan indah.
Sesampai di Pos III hari mulai gelap, setelah rehat sejenak langsung tancap gas ke Pos IV. Dari Pos IV akan banyak terdapat persimpangan yang konon katanya banyak memakan korban HEK (Hilang Entah Kemana). Jadi harus berhati-hati melewati rute ini. Dan sekitar jam 20.00 WIB kami pun sampai di Sumur Sendang Drajat. Bagi warga di sekitar Gunung Lawu, Sumur ini merupakan keramat yang dipercaya bisa membuat awet muda.
Dari
sumur Sendang Drajat kami melakukan perjalanan lagi menuju tempat mbok Iyem.
Beliau bersama suaminya merupakan juru kunci Gunung Lawu. Beliau tinggal di
lembah diantara tiga puncak Lawu. Beliau punya rumah sekaligus warung makanan
di puncak. Beliau menyediakan tempat khusus bagi pendaki yang memilih tidak
mendirikan tenda. Setelah makan malam dari masakan mbok Iyem, kami pun ambil
posisi untuk istirahat untuk besoknya mengadakan summit attack.
Pada
pukul 04.00 WIB kami pun mulai terbangun dan Alhamdulillah luar biasa cuaca
sangat cerah dengan langit bertaburan bintang. Sayang pada waktu itu, saya
belum punya kamera yang mumpuni untuk mengabadikannya. Dinginnya suhu membuat
saya menggigil, namun rasa bahagia mengalahkankan semuanya. Dan akhirnya momen
yang ditunggu-tunggu pun tiba, secercah cahaya sang Mentari di ufuk timur
menambah rasa kekaguman dan syukur ku kepada Allah SWT bahwa ciptaan –Nya
memang tiada taranya. Awan yang bergelombang bak lautan dan kami menyebutnya
negeri diatas awan. Berikut moment-moment yang mungkin akan menarik jiwa
petualang anda kesini. :)
Selang
beberapa waktu kami pun melanjutkan perjalanan ke Puncak sekitar 30 menit. Lawu
memiliki 3 puncak yaitu Hargo Dumilah, Hargo Dalam, dan Hargo Dumiling. Dan
Puncak tertinggi Lawu terdapat di Hargo Dumilah dengan ketinggian 3265 meter
dpl. Dari sini tampak rangkaian gunung kembar Merapi-Merbabu dan
Sindoro-Sumbing, Serta Gunung Arjuna-Welirang, namun sayang, Semeru tidak
terlihat dikarenakan aktivitas gunung Bromo yang meningkat
.
Setelah
puas di puncak, kami pun turun kembali ke warung mbok Iyem untuk sarapan pagi.
Setelah sarapan pagi saya diajak teman, namanya mbak disa, untuk menikmati
suasana disekeliling puncak. Disana terdapat hamparan edelweiss, rumah botol,
tempat ukir kayu hutan dan tempat pemujaan di Hargo Dalem.
Setelah
berpose bersama, kami pun turun melalui jalur Cemoro Kandang. Jalurnya condong
landai, panjang dan berkelok-kelok dan terdiri dari Pos V s.d. Pos I layaknya
jalur pendakian gunung pada umumnya. Tidak seperti jalur Cemoro Sewu yang
terdiri dari tangga curam yang tersusun rapi. Dan kahirnya sampai di Cemoro Kandang. :)
Nice Trip (03-06-2012), Alhamdulillah.... Thanks to Mas Bro Dedi Agus, Arga Hadinata, Widodo, Mbak Sist Disa, dll
Tidak ada komentar:
Posting Komentar